Sebelumnya
kita diingatkan tentang beberapa ayat firman Tuhan soal salju. Ada banyak
diantara kita yang mungkin tak pernah kepikiran sama sekali soal hal ini. Tapi,
hal terkecil seperti salju pun ternyata Tuhan bisa pakai untuk mengajarkan kita soal siapa Dia dan siapa kita dihadapan-Nya.
Berikut lima pelajaran lain yang juga bisa kita petik dari sebutir salju.
6. Salju mengajarkan kita soal pentingnya persiapan
Pernah
dengar soal kisah ketekunan semut? Ya, sebagai manusia kita bisa meneladani
cara hidup dari makhluk lain di bumi. Kita juga bisa belajar bijak dari salju.
Sebelum masanya musim salju tiba, kita diingatkan untuk melakukan persiapan
supaya selama musim salju, kita tetap bisa bertahan hidup. Karena itulah kita
diingatkan untuk menyediakan makanan, kayu bakar, mantel atau jaket dan
berbagai keperluan lainnya. Salju mendorong kita untuk merencanakan hidup kita
sedikit lebih maju ke depan. Hal ini menggambarkan rancangan alami Tuhan
tentang kehidupan. Dia mengarahkan, memulihkan, menghembuskan nafas,
menghirupnya. Salju mendorong kita supaya siap menghadapi masa-masa tertentu dan kita isa beristirahat di sela-sela musim dingin yang panjang.
“Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.” (Amsal 31: 21)
7. Salju menunjukkan gambaran Yesus sendiri
Saat Yesus
menggambarkan diri-Nya, Dia berkata, “Pernahkah kamu melihat salju? Putih
seperti itu, bahkan lebih putih lagi!” Lihatlah ke luar, biarkan pikiranmu
mengembara ke suatu momen dimana kamu bisa melihat Dia dengan gambaran
sebagaimana disebutkan dalam Wahyu 1: 14, “Kepala
dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.”
8. Salju jadi satu momen yang membuat kita rehat sejenak dari segala kesibukan
Badai salju
bisa jadi seperti cara Tuhan mengulurkan tangan-Nya dari surga untuk menganggu
kita dari kesibukan kita dan membawa kita pada kehangatan istirahat di bawah
selimut tebal dan membuat kita beristirahat dengan nyaman. Hal ini sama seperti
saat dimana kita berada di suatu posisi yang sulit. Kemudian Tuhan memakai
kesulitan itu untuk mengingatkan kita betapa pentingnya kembali menikmati
hadirat-Nya dan menyerahkan segala hal yang kita alami di bawah kaki-Nya sehingga kita kembali segar di dalam kelegaan yang daripada-Nya.
“Seperti sejuk salju di musim panen, demikianlah
pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuan-tuannya.” (Amsal 25: 13 )
9. Salju bisa jadi alat untuk memenangkan pertarungan
Dalam kisah
seorang Benaya, kita mendengar kalau dia pernah berada di tengah situasi yang
paling buruk Tepatnya saat itu sedang turun salju, dia dan seekor singa
tersandung ke dalam lubang yang sama. Bayangkan betapa terancamnya nyawa
Benaya. Tentu saja di tengah suhu udara yang dingin karena salju, Benaya bisa
jadi akan kehilangan kekuatannya untuk melawan singa itu. Tapi dia tak sedikit
pun peduli degan kondisi. Dia percaya kepada Tuha dan mampu melakukan hal yang tak terpikirkan oleh kita yaitu membunuh singa tersebut.
Keadaan
kita bisa jadi lebih buruk daripada terjebak di dalam lubang yang berisi singa. Tapi kondisilah yang memaksa Benaya untuk mampu menaklukkan singa tersebut.
“Selanjutnya Benaya bin Yoyada, anak seorang yang
gagah perkasa, yang besar jasanya, yang berasal dari Kabzeel; ia menewaskan
kedua pahlawan besar dari Moab. Juga pernah ia turun ke dalam lobang dan membunuh seekor singa pada suatu hari bersalju.” (2 Samuel 23: 20)
10. Sebeku apapun yang disebabkan oleh salju, akhirnya itupun akan mencair juga
Sesuatu
yang dimulai dengan indah bisa jadi berujung pada akhir yang tidak mengenakkan.
Tapi kita lihat bagaimana salju menimbulkan bongkahan-bongkahan es yang membeku
dan licin. Tapi kondisi itu pun tak terjadi selamanya. Ada masanya salju akan berhenti dan setiap bongkahan es akan mencair.
“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan
tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan..” (Yesaya 55: 10)
Di dalam Mazmur 30: 5, dikatakan bahwa tangisan yang tumpah sepanjang malam akan berubah menjadi sorak-sorai di pagi hari. Apapun masalah yang berusaha menggoncangkan hidupmu, hal itu tidak akan terjadi selamanya. Musim semi akan tiba! Proses pencairan akan terjadi dan embun beku akan berubah menjadi berkat bagi tumbuh-tumbuhan.
Sumber : Jawaban.com